Tuesday, January 8, 2019

Siapa Sih Raja Juli Antoni?

Siapa Sih Raja Juli Antoni?

"Memangnya siapa tuh bocah?" tanya si Entang meremehkan. "Dari namanya aja sudah kebarat-baratan gitu. Pastilah ngga ada sentuhan keagamaannya," kali ini malahan sok tahu.

"Jangan nilai orang dari namanya, Bray! Jangan karena elo ngga suka karena dia itu sekjen dari salah-satu partai politik  baru, terus elo meremehkan dia. Apalagi sampai-sampai menilai keagamaan seseorang dari namanya saja."

"Ok, sorry! Coba kasih tahu gue, siapa Raja Juli Antoni itu?"

"Orang yang elo bilang namanya kebarat-baratan itu lulusan UIN Jakarta."

"Yaelah, orang lain juga banyak yang lulusan UIN kali. Apa istimewanya?"

"Jiah, kan elo tadi meremehkan keagamaan dia. Makanya gue ceritain, kalau dia itu lulusan Universitas Islam Jakarta. Gitu, loh."

"Terus apalagi?"

"Selain lulusan UIN Jakarta,  latar belakang keislamannya bukan hanya itu saja. Dia adalah lulusan pesantren terkenal di kalangan Muhammadiyah, lulusan Ma'had Darul Arqom Muhammadiyah Garut. Jelas terkenal, makanya orangtuanya yang tinggal di Pekanbaru Riau, bela-belain jauh-jauh mondokin anaknya sampai ke Garut. Lagipula ngga gampang seorang calon siswa bisa masuk ke sana. Saringannya berat dan saingannya juga banyak. Sudah gitu, selama belajar disana,  Raja bukan jadi pelajar yang biasa-biasa saja, dia adalah pelajar  yang istimewa. Dia sempat menjadi Ketua Umum PP Ikatan Pelajar  Muhammadiyah (IPM). Asal tahu nih,  untuk jadi Ketua Umum di salah-satu organisasi underbow  sekelas Muhammadiyah bukanlah main-main. Jelas kemampuan keagamaan dan keorganisasian sudah cukup mumpuni di kalangan pelajar-pelajar lainnya se-Indonesia."

"Oke-oke, gue sekarang baru tahu kehebatannya tuh anak. Terus apalagi?"

"Raja adalah  lulusan S2 di Universitas Bradford Inggris dan meraih gelar Ph.D dari Universitas Queensland Australia, Hebatnya di kedua Universitas besar itu, dia diterima karena dapat beasiswa."

"Keren juga rupanya dia itu. Terus kenapa kiprahnya di masyarakat ngga terdengar selama ini?"

"Bukan ngga terdengar. Elo aja yang kuper. Dia itu aktif di organisasi Muhammadiyah. Bahkan sempat jadi salah-satu calon pengurus pusat  pada periode 2015-2020, tapi terus mengundurkan diri. Selain itu, dia juga  sempat dipercaya menjadi Direktur Eksekutif Maarif Institut, lembaga think tank yang didirikan oleh Buya Syafii Ma'arif."

"Wadow, ternyata keren juga ya. Terus kenapa orang-orang ngomongin yang jelek-jelek tentang dia?"

"Maklumlah namanya juga politik .Bisa jadi karena politik, orang jadi ngomong macam-macam tentang dia. Apalagi lawan politiknya, pastilah yang diomongin yang jelek-jeleknya saja. Dan terus ditelen mentah-mentah sama orang kuper kayak elo, deh."

"Gue bukannya kuper. Gue laper!"

"Pantes rese! Orang kayak elo kan, laper rese kenyang bego!"

"Sialan Lo!"

"Gue bukan Si Alan. Si Alan kan suaminya Susi Susanti. Ngga tau lagi siapa itu Susi Susanti?"

"Taulah gue! Menteri Kelautan, kan?"

Kesel! Saya lempar handphone tuh si Entang. Biar senasib sama artis idolanya.

No comments:

Post a Comment

SILAHKAN TULIS PESANMU