Komunis Saudara Kembar Kapitalis
Di Jerman, di negara yang begitu maju saja masih ada orang-orang yang kebanyakan menelan biji kedondong bulat-bulat. Masih pingin hidup dalam masa lalu. Masih pingin NAZI bangkit kembali. Tetapi sesungguhnya mereka tidaklah seberapa, sebagian kecil saja dari rakyat Jerman. Kecil sekali.
Demikian juga di Indonesia ada orang-orang yang menginginkan bangkitnya kembali paham komunis. Tentu saja tidak terus terang, karena paham komunis memang terlarang di Indonesia. Orang-orang tersebut bukan saja penelan biji kedondong, tapi mereka juga pemakan micin yang overdosis. Mereka itu kebanyakan orang-orang yang sakit hati, dan gagal berdamai dengan masa lalu. Tetapi jumlah mereka sangat-sangat sedikit. Karena memang komunis sudah tidak menarik lagi. Sudah basi.
Oleh karena itu, boleh saja mengkuatirkan kebangkitan PKI, namun janganlah paranoid berlebihan. Sesungguhnya paham komunis sudah bangkrut. Uni Soviet sudah terpecah belah. Sekarang sempalan terbesarnya, Rusia justru sedang membangkitkan ekonomi dan politiknya secara kapitalis bersaing dengan raksasa kapitalis lainnya. Sedangkan dedengkot komunis yang lain, China justru lebih kapitalis dibanding Amerika sendiri.
Di Indonesia pada saat ini ekonomi dikuasai para brengsek kapitalis. Mereka menjelma menjadi konglomerat-konglomerat rakus. Jumlahnya memang sedikit, cuman sekitar satu persen saja. Tapi jumlah sekecil itu, nyaris menguasai 95 persen perekonomian Indonesia.
Jadi menurut saya yang paling harus di waspadai itu justru para konglomerat rakus tersebut. Mereka memang sangat kuat, karena sudah terbentuk jaringan gurita yang lama dan berakar kuat. Mereka menguasai berbagai bidang kehidupan, terutama sekali bidang ekonomi. Sehingga mudah terlihat begitu jomplangnya gap si kaya dan si miskin.
Tetapi meskipun kapitalisme berbahaya, tetapi mereka begitu manis terasa. Jadi orang-orang tidak mempersoalkannya, terlebih apapun usaha mengatasinya memperlukan modal, sedangkan pemilik modal adalah justru para kapitalis itu sendiri.
Jadi apabila tidak suka pada paham komunis, maka benci jugalah pada paham kapitalis. Kedua paham itu sama-sama kampretnya. Terlahir dari rahim yang sama, yaitu rahim yang pandangannya berdasarkan kebendaan semata. Berdasarkan materi, menapikkan hal-hal non materi. Jangan bicara tentang Tuhan pada mereka. Komunis tidak percaya pada Tuhan. Kapitalis memang percaya pada Tuhan, tapi Tuhannya adalah duit.
Di Jerman, di negara yang begitu maju saja masih ada orang-orang yang kebanyakan menelan biji kedondong bulat-bulat. Masih pingin hidup dalam masa lalu. Masih pingin NAZI bangkit kembali. Tetapi sesungguhnya mereka tidaklah seberapa, sebagian kecil saja dari rakyat Jerman. Kecil sekali.
Demikian juga di Indonesia ada orang-orang yang menginginkan bangkitnya kembali paham komunis. Tentu saja tidak terus terang, karena paham komunis memang terlarang di Indonesia. Orang-orang tersebut bukan saja penelan biji kedondong, tapi mereka juga pemakan micin yang overdosis. Mereka itu kebanyakan orang-orang yang sakit hati, dan gagal berdamai dengan masa lalu. Tetapi jumlah mereka sangat-sangat sedikit. Karena memang komunis sudah tidak menarik lagi. Sudah basi.
Oleh karena itu, boleh saja mengkuatirkan kebangkitan PKI, namun janganlah paranoid berlebihan. Sesungguhnya paham komunis sudah bangkrut. Uni Soviet sudah terpecah belah. Sekarang sempalan terbesarnya, Rusia justru sedang membangkitkan ekonomi dan politiknya secara kapitalis bersaing dengan raksasa kapitalis lainnya. Sedangkan dedengkot komunis yang lain, China justru lebih kapitalis dibanding Amerika sendiri.
Di Indonesia pada saat ini ekonomi dikuasai para brengsek kapitalis. Mereka menjelma menjadi konglomerat-konglomerat rakus. Jumlahnya memang sedikit, cuman sekitar satu persen saja. Tapi jumlah sekecil itu, nyaris menguasai 95 persen perekonomian Indonesia.
Jadi menurut saya yang paling harus di waspadai itu justru para konglomerat rakus tersebut. Mereka memang sangat kuat, karena sudah terbentuk jaringan gurita yang lama dan berakar kuat. Mereka menguasai berbagai bidang kehidupan, terutama sekali bidang ekonomi. Sehingga mudah terlihat begitu jomplangnya gap si kaya dan si miskin.
Tetapi meskipun kapitalisme berbahaya, tetapi mereka begitu manis terasa. Jadi orang-orang tidak mempersoalkannya, terlebih apapun usaha mengatasinya memperlukan modal, sedangkan pemilik modal adalah justru para kapitalis itu sendiri.
Jadi apabila tidak suka pada paham komunis, maka benci jugalah pada paham kapitalis. Kedua paham itu sama-sama kampretnya. Terlahir dari rahim yang sama, yaitu rahim yang pandangannya berdasarkan kebendaan semata. Berdasarkan materi, menapikkan hal-hal non materi. Jangan bicara tentang Tuhan pada mereka. Komunis tidak percaya pada Tuhan. Kapitalis memang percaya pada Tuhan, tapi Tuhannya adalah duit.
No comments:
Post a Comment
SILAHKAN TULIS PESANMU